Profil Desa Brecong

Ketahui informasi secara rinci Desa Brecong mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Brecong

Tentang Kami

Profil Desa Brecong di Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, menyoroti potensi utamanya sebagai kawasan agraris pesisir. Wilayah ini dikenal dengan peternakan entok yang menjadi penggerak ekonomi lokal serta pesona wisata bahari alami melalui Pantai Brecong.

  • Sentra Peternakan Entok

    Desa Brecong merupakan pusat utama budidaya entok di Kecamatan Buluspesantren, yang menjadi penggerak vital roda perekonomian lokal.

  • Kawasan Agraris Pesisir

    Wilayah ini memiliki karakteristik ganda sebagai lumbung pangan melalui lahan persawahan yang subur dan sebagai kawasan pesisir dengan potensi perikanan tangkap.

  • Gerbang Wisata Bahari Alami

    Memiliki Pantai Brecong dengan pesona natural yang kuat, menjadikannya destinasi potensial untuk pengembangan ekowisata dan pariwisata berbasis masyarakat.

Pasang Disini

Terletak di pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Desa Brecong merupakan salah satu dari 21 desa di Kecamatan Buluspesantren yang menyimpan potensi besar di sektor agraris dan pariwisata. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa ini menawarkan perpaduan lanskap persawahan yang subur dengan panorama Samudra Hindia yang luas, menjadikannya wilayah strategis dengan karakteristik unik. Dengan komoditas unggulan berupa peternakan entok dan bentangan Pantai Brecong yang alami, desa ini perlahan menata diri menjadi kawasan ekonomi produktif sekaligus destinasi wisata yang menjanjikan.

Lokasi Geografis dan Administrasi Pemerintahan

Secara geografis, Desa Brecong terletak pada koordinat 7°45`1" Lintang Selatan dan 109°41`29" Bujur Timur. Lokasinya yang berada di tepi samudra menjadikan desa ini memiliki peran penting sebagai salah satu benteng pertahanan pesisir di Kabupaten Kebumen. Luas wilayah Desa Brecong mencapai sekitar 3,5 kilometer persegi atau 350 hektare, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan pemukiman.

Batas-batas wilayah administrasi Desa Brecong yakni sebagai berikut:

  • Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Waluyo, Desa Banjurmukadan dan Desa Banjurpasar.

  • Sebelah Timur, berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Ambal.

  • Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Hindia, yang memberikan garis pantai langsung bagi desa ini.

  • Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Setrojenar.

Pusat kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat dipusatkan di Balai Desa Brecong. Dari titik inilah, pemerintah desa menjalankan roda administrasi, merumuskan kebijakan pembangunan, serta mengoordinasikan berbagai program pemberdayaan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Akses menuju desa ini terbilang cukup baik, terhubung dengan jalan utama yang menjadi bagian dari jalur lintas selatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Brecong merupakan salah satu desa dengan jarak terjauh dari ibukota kabupaten, yakni sekitar 16 kilometer.

Demografi dan Kondisi Sosial Masyarakat

Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Brecong dihuni oleh sekitar 4.200 jiwa. Dengan luas wilayah 3,5 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 1.200 jiwa per kilometer persegi. Struktur populasi didominasi oleh masyarakat dengan mata pencaharian utama di sektor agraris. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya sebagai petani, peternak, dan nelayan, yang mencerminkan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki desa ini.

Kehidupan sosial masyarakat Desa Brecong sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini tercermin dalam berbagai kegiatan komunal, baik dalam acara keagamaan, hajatan, maupun kerja bakti untuk kepentingan umum. Kehidupan religius juga menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga, ditandai dengan adanya fasilitas ibadah seperti masjid dan musala yang aktif digunakan untuk kegiatan keagamaan dan sosial. Komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga terlihat, seperti yang pernah disampaikan Bupati Kebumen saat menghadiri acara haul di desa tersebut, bahwa pembangunan tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak generasi muda.

Peternakan Entok sebagai Tulang Punggung Ekonomi Lokal

Salah satu potensi ekonomi yang paling menonjol dari Desa Brecong ialah sektor peternakan, khususnya budidaya entok (Cairina moschata). Peternakan ini bukan lagi sekadar kegiatan sampingan, melainkan telah menjadi salah satu pilar utama yang menopang perekonomian sebagian besar keluarga di desa ini. Hampir di setiap halaman belakang rumah warga dapat ditemukan kandang-kandang entok, dari skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga hingga skala yang lebih besar untuk tujuan komersial.

Entok dari Brecong dikenal memiliki kualitas yang baik, sehingga permintaannya cukup tinggi di pasar lokal maupun regional. Para peternak menjual entok dalam berbagai bentuk, mulai dari anakan (meri), entok dewasa siap potong, hingga telur. Daging entok menjadi bahan baku utama untuk berbagai olahan kuliner khas, seperti rica-rica entok, sate entok, dan aneka masakan lainnya yang banyak dicari oleh para penikmat kuliner. Tingginya permintaan ini menjadikan siklus ekonomi dari peternakan entok terus berputar dan memberikan pendapatan yang stabil bagi masyarakat. Menurut para peternak setempat, beternak entok dianggap lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan unggas lain dan memiliki nilai jual yang relatif tinggi.

Sektor Agraris dan Perikanan Penopang Ketahanan Pangan

Di samping peternakan entok, sektor pertanian tetap menjadi fondasi utama ketahanan pangan Desa Brecong. Lahan persawahan yang subur membentang di bagian utara desa, menghasilkan padi sebagai komoditas utama. Para petani di sini umumnya menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun, bergantung pada ketersediaan air irigasi dan kondisi cuaca. Selain padi, lahan-lahan tegalan juga dimanfaatkan untuk menanam palawija seperti jagung, kacang-kacangan, dan sayur-mayur. Hasil panen ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dijual ke pasar-pasar terdekat di wilayah Kebumen.

Sementara itu, letak geografisnya yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia membuka peluang di sektor perikanan tangkap. Sejumlah warga berprofesi sebagai nelayan tradisional yang melaut menggunakan perahu-perahu kecil. Hasil tangkapan mereka berupa berbagai jenis ikan dan hasil laut lainnya, yang kemudian dijual segar di tempat pelelangan ikan (TPI) terdekat atau diolah menjadi ikan asin untuk meningkatkan nilai jual dan daya simpan. Meskipun skalanya belum sebesar industri perikanan modern, aktivitas ini memberikan kontribusi penting bagi pendapatan keluarga nelayan dan ketersediaan sumber protein bagi masyarakat desa.

Pesona Pantai Brecong, Gerbang Wisata Bahari yang Menjanjikan

Potensi terbesar Desa Brecong yang belum tergarap secara maksimal ialah sektor pariwisata. Desa ini merupakan rumah bagi Pantai Brecong, sebuah destinasi bahari dengan karakteristik yang masih sangat alami. Pantai ini memiliki hamparan pasir berwarna keabu-abuan yang luas, dihiasi dengan deretan pohon kelapa yang melambai-lambai serta vegetasi khas pesisir. Deburan ombak khas pantai selatan Jawa menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang mencari ketenangan dan suasana alam yang otentik.

Saat ini, Pantai Brecong lebih sering dikunjungi oleh masyarakat lokal untuk rekreasi pada akhir pekan atau hari libur. Fasilitas yang tersedia masih terbatas, dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Meskipun demikian, pesonanya yang natural justru menjadi keunggulan. Pantai ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata atau wisata berbasis masyarakat. Pengembangan dapat difokuskan pada penyediaan fasilitas pendukung yang ramah lingkungan, seperti saung-saung peristirahatan, warung kuliner yang menyajikan hidangan laut segar dan olahan entok khas Brecong, serta area berkemah. Dengan pengelolaan yang tepat, Pantai Brecong dapat menjadi magnet wisata baru di Kebumen, membuka lapangan kerja, dan menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi warga desa.

Tantangan dan Arah Pembangunan Desa

Seperti halnya desa pesisir lainnya, Desa Brecong menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Abrasi pantai menjadi salah satu ancaman utama yang dapat menggerus garis pantai dan membahayakan pemukiman serta lahan pertanian. Selain itu, optimalisasi pemasaran hasil pertanian dan peternakan juga menjadi pekerjaan rumah agar para petani dan peternak mendapatkan harga jual yang lebih baik. Dalam bidang pariwisata, tantangan utamanya ialah pembangunan infrastruktur pendukung dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk mengelola potensi wisata secara profesional dan berkelanjutan.

Pemerintah Desa Brecong, bersama dengan pemerintah kabupaten, terus berupaya menjawab tantangan tersebut. Program-program seperti penyerahan sertifikat tanah massal yang pernah dilakukan menjadi bukti komitmen pemerintah untuk memberikan kepastian hukum atas aset warga, yang dapat digunakan sebagai modal usaha. Ke depan, arah pembangunan desa diperkirakan akan berfokus pada penguatan tiga pilar utama: modernisasi sektor pertanian dan peternakan, pengembangan pariwisata bahari yang terintegrasi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, Desa Brecong memiliki peluang besar untuk bertransformasi menjadi desa pesisir yang maju, mandiri, dan sejahtera.